BPBD Kepulauan Meranti Sedot Air Laut Guna Padamkan Karhutla di Desa Insit

banner 160x600

riaubertuah.id

SELATPANJANG, RIAUBERTUAH.ID - Petugas dari BPBD Kepulauan Meranti terpaksa menggunakan air laut memadamkan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Insit Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Walaupun sudah sempat dilakukan pendinginan, namun karena tiupan angin yang kencang api kembali menyala dan sudah membakar seluas 5 Hektar lebih.

"Kita sudah maksimal melakukan upaya pemadaman, mulai dari pagi, sampai malam hari. Namun suplai air yang kita ambil dari Kolam Telaga Bening sudah hampir kering, untuk itu kita terpaksa menggunakan air laut yang kita ambil melalui Pelabuhan Roro," kata Kalaksa BPBD Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal, Selasa (20/8/2019).

Edy mengatakan pemadaman yang memanfaatkan air laut hanya dapat dilakukan sampai siang karena kondisi air sedang naik. Sementara pada sore hari, hal itu tidak dapat dilakukan mengingat kondisi permukaan laut yang surut. 

Dia menjelaskan, jarak antara bibir pantai dengan air laut pada saat surut sangat jauh, sehingga pada siang hari hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan. 

"Persediaan air di lokasi kebakaran susah kering. Kebakaran ini terjadi lagi karena kita kalah dengan air, karena ketika menunggu suplai air tiba, api menyala terus," kata Edy.

Kalaksa BPBD itu mengatakan banyak resiko ketika melakukan pemadaman menggunakan air laut, selain menyebabkan tangki mobil pemadam menjadi karat, juga bisa menyebabkan mesin menjadi rusak.

"Ini sangat beresiko. Selain tangki karat, mesin juga bisa rusak, ini sangat terpaksa kita lakukan. Nanti setelah selesai, tinggal kami bersihkan dan cuci bagian dalam tangki armada damkar menggunakan air bersih," ungkapnya.

Diungkapkan Edy, selain kebakaran terjadi di Desa Insit, di lokasi yang berbeda tepatnya di Kampung Balak Desa Tanjung Peranap juga kembali membara.

"Iya, api kembali menyala di Kampung Balak, saat ini masih fokus disini, karena Insit masuk dalam wilayah kota, namun disana personil sudah standby 1 regu. Kita juga sudah berkoordinasi dengan Manggala Agni Daops Siak, namun untuk menjemput mereka di Tanjung Buton, kapal kita masih rusak," ujar M Edy Afrizal. 

 

 

(Sumber : Halloriau)