Riautimes.co.id - Prosedur transfer lemak banyak dilakukan untuk membentuk bagian tubuh atau wajah. Namun operasi tersebut perlu dipilih dengan hati-hati agar tidak timbul efek-efek yang tidak diinginkan apalagi sampai menghilangkan nyawa. Belakangan muncul beberapa kasus transfer lemak yang malah merugikan pasiennya. Sebuah laporan terbaru mengungkap seorang wanita meninggal setelah transfer lemak untuk memudarkan kerutan.

Seorang wanita berusia 34 tahun dikabarkan meninggal setelah operasi plastik di Provinsi Hainan, China. Kepolisian setempat telah menahan dokter yang melakukan dan merekomendasikan prosedur tersebut. Ternyata ia bukan lah seorang dokter karena praktek tanpa lisensi medis.

Korban adalah wanita bernama Li yang menjalani prosedur bernama fat grafting di mana lemak dari bagian paha ke wajah. Lemak tersebut disuntikkan ke bagian dahi dan sekitar untuk menghilangkan kerutan agar terlihat lebih muda.

Seorang teman Li yang jadi saksi melaporkan apa yang dilihatnya setelah prosuder dilakukan. Dikatakan jika wajah Li menjadi putih, mulutnya mati rasa, dan bagian-bagian tubuhnya mulai kedutan. Wanita itu juga mengalami rasa sakit yang terus menerus setelah ia transfer lemak.

Akhirnya saat Li pingsan, ia dibawa ke rumah sakit. Tak lama kemudian, Li mengalami serangan jantung, masalah pernapasan, lalu dinyatakan mati otak. Awalnya dokter masih mengusahakan agar Li tetap bisa bertahan untuk bisa sembuh tapi kondisinya terlalu parah. Setelah tiga hari dirawat, Li dinyatakan meninggal.

Kisah tragis Li menjadi salah satu kasus operasi plastik yang mengejutkan publik. Dilaporkan bahwa selama pandemi, keinginan orang untuk mengubah penampilan semakin meningkat dan sayangnya beberapa harus mendapatkan hasil yang jauh dari kata memuaskan. Seorang content creator pria asal China bahkan curhat sambil menangis kepada pengikutnya setelah transfer lemak menyebabkan wajahnya seperti lebih tua.

 

Sumber: wolipop