JAKARTA, RIAUBERTUAH.ID -- Sekretaris Umum FPI Munarman mengatakan revolusi akhlak yang diusung Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab berbeda dengan revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Munarman mengatakan revolusi akhlak gagasan Rizieq akan menggantikan revolusi mental ala Jokowi yang gagal. Menurutnya, revolusi mental telah gagal karena tak berlandaskan Alquran dan sunah.
"Revolusi akhlak adalah dari akhlak jahiliyah kepada akhlak yang berdasarkan Alquran dan as-sunnah yang dipraktikkan Rasulullah," kata Munarman kepada CNNIndonesia.com, Senin (19/10).
Sementara, Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Ma'arif mengatakan revolusi akhlak punya sandaran yang jelas. Menurutnya, Rizieq hendak memperbaiki perilaku bangsa Indonesia sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.
"Kalau revolusi akhlak berdasar dan bersandar pada akhlak Rasulullah, ajaran Islam. Kalau revolusi mental tanya Pak Jokowi dan kawan-kawan. ya dasarnya apa," kata Slamet kepada CNNIndonesia.com.
Slamet berkata revolusi akhlak akan menghilangkan perilaku buruk, seperti suka berbohong, berkhianat, zalim, mengadu domba, dan mengkriminalisasi ulama.
"Kita ingin ada perubahan yang cepat dan menyeluruh dari perilaku suka bohong menjadi perilaku jujur, perilaku khianat menjadi amanah, perilaku zalim menjadi adil," kata Slamet.
Sebelumnya, FPI dan sejumlah ormas Islam kembali mengumumkan kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi. Pengumuman itu disampaikan bersamaan dengan Aksi 1310 Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Rizieq diklaim akan segera pulang ke Indonesia karena pencekalannya telah dicabut pemerintah Arab Saudi. Kepulangan Rizieq sekaligus untuk memimpin revolusi akhlak.
Namun, Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel membantah. Menurut Agus, Rizieq yang telah menetap sejak 3 tahun lalu itu belum dapat keluar dari Saudi.
"Di portal imigrasi (status Rizieq) masih blink merah. Jadi kalo WNA (Warga Negara Asing) di Saudi masih blink merah (artinya) belum bisa keluar,"
sumber : cnnindonesia.com